
Pekerja memeriksa kualitas daging ikan tuna kualitas ekspor hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Lampulo, Banda Aceh, Aceh, Selasa (5/11/2024). Foto: ANTARA FOTO /Irwansyah Putra
Visiokreatif.com – Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan sejumlah negara menunjukkan minat tinggi terhadap produk tuna Indonesia. Hal ini terungkap dalam pertemuan bilateral yang dilakukan KKP dengan beberapa pihak importir utama dalam forum Seafood Expo Global (SEG) Barcelona 2025.
“Importir utama yang kita temui itu dari UK (Inggris), Uni Emirat Arab, Uni Eropa, Amerika Serikat yang pada saat itu menyatakan minat yang tinggi membeli tuna Indonesia hasil dari pole and line dan hand line,” ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan & Perikanan KKP Tornando Syaifullah dalam konferensi pers di Kantor Kementerian KKP, Rabu (21/5/2025).
Beberapa importir bahkan menawarkan dukungan teknologi dan rencana kolaborasi dalam pengembangan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (STELINA) dan digital logbook.
“Kita lagi coba bangun pada saat ini adalah sistem ketelusuran ikan nasional yang saya harapkan semua stakeholder nantinya baik dari hulu sampai hilir bisa mengakses STELINA,” tutur Tornando.
KKP juga bertemu dengan para eksportir Indonesia yang mengikuti forum tersebut dan menyampaikan hasil pertemuan bilateral KKP dengan para importir yang menyatakan kesiapan mereka untuk membeli produk tuna dari Indonesia.
“Jika (eksportir) menginginkan offering dari importir, maka kita akan nanti menjadi katalisator untuk mempertemukan antara supply dan demand yang ada,” imbuh Tornando.
Ia juga menegaskan, KKP telah meyakinkan buyers di di pasar global bahwa produk perikanan Indonesia memegang prinsip traceability atau ketelusuran, transparansi, human rights compliance, regulatory adherence, dan clean and clear yang artinya Indonesia taat kepada seluruh aturan yang ada.
“Baik itu aturan di dalam negara kita, maupun aturan-aturan di internasional. Terutama produk dunia Indonesia yang telah memenuhi standar mutu dan keberlanjutan secara internasional,” tambah Tornando. (*)