
Orang-orang berjalan melewati jembatan yang rusak setelah hujan deras membanjiri area tersebut, di distrik Huairou, Beijing, China, Senin (28/7/2025). Foto: Stringer/REUTERS
Visiokreatif.com – News World. Otoritas berwenang di China memberlakukan status siaga tertinggi akibat hujan badai di berbagai distrik, Senin (4/8). Kondisi diberlakukan usai hujan menyebabkan 44 orang tewas.
Lewat keterangan resmi otoritas China menyebut enam dari 16 distrik yang berlaku status darurat yakni Mentougou, Fangshan, Fengtai, Shijingshan, Huairou, dan Changping, semuanya terletak di daerah pegunungan di sebelah barat dan utara.
Mengutip Reuters, Senin (4/8/2025), warga di distrik-distrik itu dilarang untuk keluar rumah usai prakiraan cuaca menyebut hujan hingga 200 mm (7,9 inci) dapat melanda sebagian Beijing selama periode enam jam sejak tengah hari. Begitupun karena risiko banjir bandang dan tanah longsor yang juga semakin tinggi karena hujan.
Penetapan status berbahaya ini menjadi yang tertinggi sejak 2012. Kala itu hujan menyebabkan 79 orang tewas di Beijing dalam banjir paling mematikan yang pernah tercatat di kota tersebut.
Distrik Fangshan adalah yang paling parah terkena dampaknya, dengan seorang penduduk melaporkan kenaikan air banjir setinggi 1,3 meter hanya dalam 10 menit.
Hujan lebat sendiri bisa mematikan di Beijing karena topografi Beijing digambarkan oleh beberapa orang sebagai “perangkap hujan”. Kota ini memiliki pegunungan di sebelah barat dan utaranya menangkap udara lembap sehingga memperparah curah hujan yang turun.
Kota berpenduduk 22 juta jiwa ini menerima rata-rata 600 mm curah hujan setiap tahun.
Akhir bulan lalu, setidaknya 44 orang tewas di Beijing setelah hujan lebat selama berhari-hari. Sebagian besar korban tewas adalah orang-orang yang tiba-tiba terjebak oleh banjir yang naik dengan cepat di sebuah panti jompo di distrik Miyun di pinggiran timur laut kota.
Adapun pada hari Minggu (3/8/2025), Di provinsi Guangdong selatan 5 jenazah yang sempat hilang karena hanyut dibawa banjir bandang ulah hujan deras pada Jumat (1/8/2025) lalu, akhirnya ditemukan. Menurut kantor berita resmi Xinhua, pencarian skala besar-besaran sempat dilakukan untuk mencari para korban yang hilang akibat hujan badai yang berhari-hari landa Beijing. (*)