
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjadi pembicara Konferensi Energy Asia di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, Senin (16/6/2025). Foto: Edgar Su/REUTERS
Visiokreatif.com – News World. Ketegangan geopolitik global yang terus meningkat—termasuk eskalasi konflik antara Iran dan Israel—menambah tekanan besar terhadap sistem energi dan perdagangan dunia. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan ketidakpastian global saat ini bisa mengancam rantai pasok energi dunia, termasuk di kawasan Asia.
Anwar menyoroti sektor energi dan iklim menjadi yang paling rentan di tengah krisis global ini. Ia menyebut, alih-alih mendorong kolaborasi, negara-negara kini justru makin terpolarisasi akibat persaingan strategis dan kebijakan proteksionisme banyak negara.
“Keamanan energi masih belum dapat diakses oleh banyak pihak. Ketegangan seperti yang kita saksikan saat ini antara Iran dan Israel hanya memperparah kondisi global yang sudah rapuh,” kata Anwar di acara Energy Asia 2025, Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Senin (16/6/2025).
Di tengah situasi tersebut, ia menyerukan agar Asia merancang kerangka pendanaan yang komprehensif demi menarik investasi dalam skala besar untuk energi terbarukan. Ia menyoroti ironi bahwa Asia Tenggara hanya menerima dua persen dari total belanja energi bersih global pada 2023, meskipun kawasan ini kaya potensi seperti panas bumi, angin, surya, hingga air.
“Transisi energi global harus berlandaskan keadilan. Jangan abaikan kebutuhan masyarakat miskin dan rentan,” tegasnya.
Anwar menambahkan, ASEAN tengah mempercepat proyek ASEAN Power Grid (APG) untuk memperkuat integrasi energi kawasan. Ia juga menegaskan pentingnya pendekatan seimbang yaitu energi terbarukan perlu dikombinasikan dengan minyak dan gas beremisi rendah untuk memastikan akses energi tetap terjangkau dan berkelanjutan di tengah ketidakpastian global yang terus berlanjut.
Anwar juga menegaskan bahwa meningkatkan efisiensi dan menurunkan emisi dari sistem energi yang ada tetap harus menjadi fokus utama—meskipun bahan bakar fosil masih mendominasi hampir 80 persen pasokan energi global.
Ia mengingatkan transisi energi global harus berlandaskan keadilan, dan strategi dekarbonisasi yang mengabaikan kebutuhan masyarakat miskin dan rentan berisiko memperdalam ketimpangan.
“Memastikan akses merata terhadap energi yang terjangkau dan andal bukan sekadar keharusan moral, tetapi merupakan dasar dari transisi energi yang adil,” ujarnya.
Mengutip Reuters, harga minyak hari ini kembali memanas usai serangan baru yang dilakukan oleh Israel dan Iran selama akhir pekan. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik dapat meluas ke seluruh kawasan dan secara signifikan mengganggu ekspor minyak dari Timur Tengah.
Minyak jenis Brent naik USD 1,12 atau 1,5 persen menjadi USD 75,35 per barel pada pukul 00.19 GMT, sementara minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,10 atau 1,5 persen menjadi USD 74,08. (*)
1 thought on “Iran-Israel Memanas, Anwar Ibrahim Ingatkan Rantai Pasok Energi Dunia Terancam”
Comments are closed.