Visiokreatif.com – Jakarta. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Syam Arjayanti mengatakan Pemda DIY akan membentuk satgas untuk menangani kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Langkah-langkah yang akan kita lakukan, kita baru menyusun draf Instruksi Gubernur. Jadi, harapannya nanti ada dibentuk satgas. Ini satgas penanganan sampai ke kabupaten,” kata Syam dikonfirmasi, Selasa (07/01/2025).
Syam mengatakan satgas ini akan memperkuat pemkab. Petugas di pemkab, menurut Syam sudah bergerak menangani kasus PMK ini.
Menurut Syam, saat ini koordinasi provinsi dengan pemkab sudah berjalan. Secara kontinyu, pemkab melaporkan apa saja yang sudah mereka lakukan.
Upaya lain adalah memperketat lalu lintas ternak.
“Kita juga ada penguatan pengawasan lalu lintas ternak dan ada edaran juga dari surat dari kementerian bahwa kalau di pasar itu sudah ditemukan ada hewan yang mati diharapkan ditutup sementara selama 14 hari untuk pembersihan di pasar tersebut,” katanya.
Mitigasi risiko salah satunya dengan meningkatkan stamina ternak seperti asupan makanan, vitamin, dan kebersihan kandang. Terlebih saat ini musim hujan, terkadang ada kandang yang kotor.
Pemda DIY juga tengah mengusulkan penambahan vaksin melalui dana CSR dari lembaga lain. Pada Rabu besok Pemda DIY akan rapat dengan kabupaten.
Hampir 1.000 Kasus
Syam mengatakan kasus PMK di DIY telah menjangkit ke sekitar 948 ekor ternak.
“Total ada 948 ekor ternak. Terdeteksinya itu baru akhir-akhir ini. Itu tertularnya dari sapi-sapi dari luar masuk (DIY). Baru sebulanan ini,” katanya.
Pemda DIY juga telah memberikan vaksin ke ternak di DIY. Di Gunungkidul ada 375 sapi yang sudah divaksin. Lalu di Bantul 274 sapi di vaksin, di Sleman ada 328 ekor divaksin, serta di Kulon Progo sebanyak 161 ekor.
“Tapi (di Kulon Progo yang divaksin) itu ada sapi, ada domba dan kambing. Jadi sapinya 125,” katanya.
“Kemudian yang di UPT, ini sapi yang di UPT pertanian, itu ada 108 sapi (divaksin),” jelasnya. (*)
1 thought on “Pemda DIY Akan Bentuk Satgas Tangani Kasus PMK yang Makin Merebak”
Comments are closed.